Sekitar Kita

Hidup adalah Proses , Hidup adalah Pilihan, Apapun yang kita nikmati saat ini ,sedih maupun senang, susah maupun bahagia , miskin maupun kaya adalah hasil perbuatan kita pada masa lalu / Kemarin, smua itu kita yang menentukan

Minggu, 25 Juli 2010

Kisah Pengusaha cacat yg sukses

Terlahir tanpa memiliki kaki, Sidik selalu menjawab “Alhamdulillah sejak lahir saya sudah begini” jika ditanya perihal cacat di tubuhnya. Sidik adalah anak keenam dari sepuluh bersaudara. Keluarganya tergolong miskin dan untuk menghidupi keluarga, orangtua Sidik hanya mengandalkan warung kecil di depan rumahnya di Bogor.
Ketika akan melahirkan Sidik, Ibunya pernah mimpi bahwa ia akan melahirkan anak cacat. Namun anak cacat itu akan membawa berkah dalam keluarga. “Alhamdulillah, tak lama setelah saya lahir, kata almarhumah Ibu, Ayah saya langsung mendapat pekerjaan tetap, sehingga bisa membiayai pendidikan seluruh anak-anaknya hingga SMA.” kata Sidik di rumahnya yang sederhana di bilangan Cempaka Putih.
Sidik memang lahir dengan kondisi yang memprihatinkan, ia tak memiliki kedua kaki mulai dari pangkal paha. Sehingga boleh dibilang tubuhnya hanya separuh. Sebelum menggunakan kursi roda, ia mengayunkan dua tangan guna menyeret tubuhnya untuk berjalan.

Meski tubuhnya tak sempurna, sejak kecil Sidik tak pernah mau merepotkan orang. Ia selalu berusaha melakukan semua aktivitasnya sendiri. Ia juga tak mau dipapah atau digendong, “Saya tak mau dikasihani orang, saya ingin sukses bukan karena orang kasihan pada saya, tetapi karena kerja keras saya.” katanya lugas.
Pada tahun 1992, Sidik menikah dengan Siti Rahmah yang juga penyandang cacat. Dari perkawinan mereka lahirlah tiga anak perempuan yang sehat dan normal. Belakangan anak kedua mereka meninggal dunia karena kecelakaan.
Setelah bertahun-tahun bekerja di Yayasan Swa Prasidya Purna tapi tak menghasilkan materi berarti, Sidik memilih keluar dan mencari pekerjaan lain. Dengan bekal ijazah diplomanya, ia diterima di sebuah perusahaan kontraktor sebagai staf personalia. Tapi belum lama ia bekerja, krisis moneter 98 menghantam dan perusahaannya terpaksa tutup. Maka dimulailah periode Sidik menjadi pengangguran. Tapi ia tak mau lama-lama menganggur, Sidik mulai mengikuti berbagai kursus keterampilan yang diadakan oleh Pemda DKI untuk penyandang cacat. Salah satu kursus yang memikat perhatian Sidik ialah kursus membuat kerupuk dari singkong.
“Dari belasan orang peserta kursus, hanya saya satu-satunya orang yang masih bertahan membuat kerupuk sampai sekarang. Yang lain, tumbang.” ujar Sidik.

Modalnya ketika itu sumbangan dari Pemda DKI sebesar satu juta rupiah. Bersama istrinya Sidik kemudian memulai usaha membuat kerupuk dari singkong. “Dulu belum ada merek, plastiknya pembungkusnya masih polos.” katanya. Pada awal produksi ia memproduksi sekitar 100 bungkus kerupuk berukuran 2 ons dari bahan baku singkong 10 kilogram. “Namanya juga pertama, kerupuk dagangan saya baru habis setelah sebulan lebih.” katanya mengenang.
Prosesnya pembuatan kerupuk singkong terbilang lebih rumit dibanding membuat keripik singkong. Jika membuat keripik singkong cukup dengan memotong-motong batang singkong menjadi irisan tipis lalu digoreng dan selesai. Membuat kerupuk singkong prosesnya adalah singkong yang sudah dikupas kemudian diparut, parutan itu lalu dibuat menjadi adonan dengan mencampur berbagai bumbu rasa dan sedikit tepung. Setelah itu adonan dibentuk kembali menjadi seperti batang singkong dan dijemur. Setelah adonan sedikit liat, adonan kemudian diiris tipis-tipis. Irisan itu tidak langsung digoreng, tetapi kembali dijemur sekitar dua hari agar kering. Setelah kering, irisan kerupuk singkong baru digoreng.
Dari hanya mengolah 10 kilogram singkong, kini Sidik mengolah sedikitnya 50 hingga 100 kilogram singkong setiap bulannya. Ia juga sudah punya merek lengkap dengan cap di pembungkus produknya. “Saya beri nama merek Cap Gurame, ini sama sekali tak ada hubungannya sama ikan gurame, tetapi gurame adalah singkatan dari Gurih, Renyah, Enak,” katanya tersenyum. “Kalau nanti ada biaya, merek ini saya mau patenkan.” tambahnya.
Semua pekerjaan produksi dari mulai membeli singkong hingga memasarkannya ia kerjakan sendiri dibantu istrinya. Setiap hari ia keluar masuk kampung menawarkan kerupuk daganganya ke warung-warung atau koperasi-koperasi di kantor pemerintahan. “Saya menggunakan sistem konsinyasi atau titip jual, harga dari saya empat ribu, terserah mereka menjualnya berapa, tapi bisanya mereka jual lima ribu rupiah.” kata Sidik.
Dari usaha yang ditekuni sejak tahun 1999 ini, memang belum terlalu banyak menghasilkan materi. Sidik masih tinggal di gedung bekas tempatnya bekerja di bilangan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Rumahnya pun hanya terdiri dari tiga petak yang disekat papan tripleks termasuk di dalamnya ruang produksi kerupuk “Cap gurame” tersebut.
Beruntung ada seorang pengusaha lokal yang melihat kegigihan Sidik dan akhirnya menyumbangkan sebuah sepeda motor untuk operasional usaha. “Namanya juga tidak punya kaki, saya sempat bingung juga, bagaimana mengendarainya?” Tapi Sidik tak kehilangan akal, ia mendesain motornya agar tuas perseneling dapat dioperasikan dengan tangan. Dengan bantuan tukang las, jadilah sebuah motor dengan tongkat besi tambahan yang ditempel di perseneling dan injakan rem. Tak lupa ia juga menempelkan gerobak disampingnya untuk mengangkut muatan. “Motor itu benar-benar membantu mobilitas dan produktivitas usaha saya.” ujar Sidik.
Saat ini Sidik terus mengembangkan pemasaran produknya, setiap hari ia masih berkeliling ke koperasi-koperasi atau warung di seluruh pelosok Ibukota. Bahkan saat Kabari mewancarainya, dua kali telepon selularnya berbunyi dari orang yang meminta agar pasokan kerupuk “Cap Gurame” segera dikirim.
Namun dalam menjalankan usahanya ini, Sidik juga mengalami berbagai kendala, seperti modal dan permintaan yang terbatas. “Saya ingin sekali mendapat tambahan modal, atau minimal ada orang yang mau menjadi mitra usaha untuk mengembangkan bisnis ini. Saya punya mimpi suatu saat kerupuk saya ini dimakan sama orang Amerika.” ujarnya.
Sidik juga mengaku kesulitan memasok produknya ke pasar modern seperti supermarket atau hipermaket. “Wah selain bentuknya mesti perseroan, mereka (para pengelola pasar modern-red) juga meminta deposit uang mas, jelas kalah sainganlah saya” kata Sidik lugas.
Kalau soal rasa, kerupuk “Cap Gurame” memang gurih dan renyah. Rasanya yang campuran pedas dan asin cocok dinikmati sebagai cemilan atau sebagai lauk.
Kini, dari hasil usahanya Sidik mengantungi keuntungan berkisar 1 sampai 2 juta rupiah perbulan. Meski jumlahnya kecil, apa yang diperbuat Sidik termasuk luar biasa. Dengan keadaan yang terbatas, ia menjadi entrepreuner sejati. Meminjam rumusnya Pak Ciputra, pengusaha dan dosen mata kuliah enterpreunership, bahwa Indonesia membutuhkan sedikitnya 20 persen penduduknya menjadi entepreuner, barulah menjadi negara makmur, maka Sidik telah memulainya bertahun-tahun lalu. Jika benar apa kata Pak Ciputra, maka jelaslah Indonesia membutuhkan orang-orang gigih seperti Sidik

Sabtu, 24 Juli 2010

Semangat si "Tegar"


Dengan sedikit masih ngantuk , segera aku bergegas ke kamar mandi untuk mempersiapkan diri berangkat kekantor,dan sekaligus mengantarkan keponakanku ke sekolah ( kadang aku menggantikan kakakku yg sedang tugas keluar kota )

Setelah menempuh perjalanan beberapa lama,akhirnya sampailah aku ditempat keponakanku bersekolah, sambil bercanda aku mengantar keponakan sampai ruang kelasnya,ternyata ruang kelas belum begitu ramai,oh yach keponakan ku ini baru kelas 1 SD dan aku sejak kecil akrab dengannya.

Tiba - tiba perhatiananku tertuju pada seorang anak laki-laki yg sebaya dengan keponakanku, ditemani oleh seorang ibu ( ternyata memang ibunya hehehehe ) ,anak tersebut berjalan sambil mendorong kursi plastik, dengan agak susah untuk melangkah anak tersebut mendorong kursi tsb dan menjadikannya sbagai penahan beban tubuhnya.

Keesokan harinya ,aku masih melihat anak tersebut,sebut saja “tegar “ sedang bermain bersama teman temannya, terlihat dengan riang tegar bercanda, meskipun ia hanya duduk diatas kursi plastic yg setia menemaninya, alkisah tegar dilahirkan dari keluarga sederhana, beliau adalah anak bungsu dari 2 saudara, sejak kecil sdh mengalami suatu penyakit yg menyebabkan ke 2 kakinya tdk bisa berjalan dengan sempurna ( tdk kuat menahan beban ).

Sudah banyak cara dilakukan oleh kedua orang tua tegar,namun belum menampakkan hasil yg berarti,akan tetapi dengan keterbatasan yg ada, bukan berarti tegar jd minder, dia adalah anak yg cerdas, sejak bangku taman kanak kanak , tegar dapat mengikuti semua kegiatan yg ada dengan keterbatasannya,dan yg membuat kedua orang tua yakin tegar bisa sembuh adalah semangatnya yg tak pernah menyerah, suatu ketika saat cuaca tak mendukung,hujan deras melanda kota ini, tegar dengan semangatnya selalu ingin cepat cepat sampai sekolah dikarenakan disekolah ada lomba mewarnai.

Dikelas tegar termasuk anak yg berbakat, meski dengan kekurangannya, tegar selalu ingin mengikuti kegiatan yg ada, sperti yg aku saksikan sendiri,perti biasa sebelum kelas dimulai,smua murid berbaris dan menyanyikan lagu Mars selamat pagi sambil menggerakkan anggota badan,terlihat tegar dengan keterbatasannya mencoba mengikuti semua gerakkan yg ada, tanpa ada rasa minder dan dengan percaya diri dia melakukannya

Melihat kondisi seperti itu, aku jadi malu sendiri,dibandingkan tegar,aku ini bukan apa apanya,dengan kelengkapan fungi organ tubuhku, dengan kedewasaan umurku, aku merasa kalah dengan tegar,sering kali aku merasa minder dengan kekurangan yg ada,sering kali aku lari dari masalah yg ada..tuhan memang merencanakan segala sesuatunya dengan sempurna…

Melihat tegar akhirnya membangkitkan semangatku untuk belajar lg, ,tegar dengan keterbatannya selalu rajin kesekolah.

Dari cerita diatas dapat kita simpulkan bahwa, dalam hidup ini semua orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangnya masing masing, dengan adanya kelebihan jgn membuat kita sombong dan dengan kekurang jng membuat kita minder, tdk percaya diri, hidup harus dijalani dengan semangat, ingatlah hari esok ditentukan oleh hari ini.

Selasa, 20 Juli 2010

Obama Sang Penakluk


Skarang ini hampir seluruh dunia mengenal Barack Obama, ya preseiden amerika yg satu ini cukup fenomena, betapa tdk, barack obama adalah presiden pertama di amerika yg berkulit hitam, berkat keuletan dan kematangannya dalam dunia politik, setelah mengalahkan calon kuat hillary clinton untuk calon presiden dari partai demokrat dan akhitnya mengalahkan lawan poltiknya dari partai republik Jhon Mchain.

Sebelumnya tak banyak orang yg mengenal pria kulit hitam yg murah senyum ini, dia yg sebelumnya menjabat senator dinegara bagian Illionis , bahkan sebelum menjadi senator, barack obama sempat menjadi pengajar di universitas of chicago law school ( 1992 - 2004 ).

terlahir dari campuran etnis, sosok barack obama mengundang banyak simpati,ayahnya adalah seorang ekonom kulit hitam lulusan harvad, barack husein obama, yg berasal dari kenya, sedangkan ibunya orang kulit putih,ann dunham berasal dari wichita kansas, ketika brack obama berusia 2 tahun, kedua orang tuanya bercerai dan obama kecilpun mengikuti ibunya , yg kemudian menikah dengan pria berkebangsaan indonesia , Lolo soetoro yg pada saat itu sedang menempuh pendidikan jenjang MA geografi di east west center.

Akhirnya ayah tiri obama memboyong istri bersama obama ke indonesia, hal inilah yg membuat obama dekat dengan indonesia, obama bahkan sempat sekolah diindonesia (kawasan menteng ) sampai usia 10 tahun., setelah itu obaman kecil ikut kakek neneknya yg akhirnya bersekolah di punahou school di amerika serikat.

Karir obama didunia politik mulai teruji ketika ia memutuskan untuk menjadi calon anggota DPR amerika pada tahun 2000, saat itu di gagal , meski gagal , obama pantang menyerah , sambil mengajar obama maju lg dalam pencalonan senat tahun 2003, kemudian pada kesempatan pidato dalam democratic nasional dia berhasil memukau halayak ramai hingga akhirnya bulan november 2004 dia berhasil jadi senator.

Kiprahnya didunia politik makin berkibar, banyak keputusan keputusan penting lahir dari pemikirannya, diantara tentang penggunaan senjata dan transfaransi dana pederal.
berbekal gebrakan gebrakan yg telah ia berikan, obama akhirnya memberanikan diri untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden dari partai demokrat, sebab menurut dia untuk merubah sesuatu diperlukan tindakan nyata, bukan hanya teory tapi harus berani mempraktekanny, dan menjadi presiden adalah salah satunya.
perubahan besar tak akan terjadi kalau kita hanya menunggu orang lain , atau menunggu kesempatan yg akan datang,sebab menurutnya diri kita sendirilah yg ditunggunya,kita yg ditunggu untuk perubahan itu.

berbekal kemampuan dan semangat tersebutlah akhir, obamapun dapat membuktikan kedunia internasional,bahwa dia memang layak sbagai presiden amerika serikat .

dari cerita tersebut diatas, dapat kita simpulankan bahwa untuk perubahan besar berawal dari diri kita sendiri,dan jgn pernah mengabaikan kesempatan yg ada.
untuk perubahan besar dibutuhkan tindakan nyata dari kita,bukan teory.

Medan, juli 29